WEDA, FN | Proyek pengerjaan infrastruktur di Halmahera Tengah rupanya menyisakan banyak persoalan.
Masalah yang acap kali muncul ialah Kenderaan pengangkut material yang melintasi jalan dalam kota Weda, untuk kepentingan pembangunan break woter pantai kota Weda, akibat karena tidak menggunakan prinsip-prinsip tata kelola yang baik. Sehingga, sisa-sisa material jatuh di tengah jalan & melahirkan debu yang berterbangan ke pemukiman warga saat musim panas, dan becek saat hujan turun.
“Hal ini menimbulkan keresahan di tengah tengah warga,”ucap Salah satu Warga.
Seyogyanya kontraktor bisa meminimalisir potensi dampak debu dengan cara menutup bak mobil pengangkut material dengan terpal, lalu kemudian di sore hari sebelum pukul 18.00, di lakukan penyiraman/penyemprotan air ke jalan jalan utama yang kena sisa sisa material.
Bila ini tidak di antisipasi maka Debu dampak negatif pada kehidupan manusia, seperti iritasi mata, hidung, dan tenggorokan, menyebabkan alergi dan infeksi saluran pernapasan, hingga memicu penyakit paru-paru kronis seperti asma dan silikosis (penyakit paru akibat paparan debu mineral).
“Partikel debu halus juga dapat masuk ke aliran darah, mencapai otak, dan berkaitan dengan peningkatan risiko demensia dan penyakit jantung,”ucapnya.
Sementara itu, Kades Were, Kifli Hamis saat di temui beberapa waktu lalu menyampaikan, Pemerintah desa sudah berkoordinasi dengan pihak kontraktor, agar setelah pekerjaan harus ada pembersihan ruas jalan.
“Kami akan menyurat apabila tidak dihiraukan,”singkat Kades.
Terpisah, Abd. Rahim Odeyani ketika di minta komentar, mengatakan bahwa Jika perbaikan pola kerja dari para kontraktor ini tidak dilakukan, maka warga yang mengalami kerugian akibat dari kelalaian pola kerja ini, dapat mengajukan gugatan Class Action ke pengadilan negeri.
“Warga bisa melaporkan gugatan apabila terjadi kerugian dialami warga,”terangnya. (WAN)
